TRIBUNGORONTALO.COM – Generasi Muda NU (GMNU) memastikan dukungan terhadap pasangan capres-cawapres, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
Menurut Ketua GMNU, Gus Zain As Syuja'i, setidaknya ada tiga kriteria menjadi alasan utama pihaknya mengunggulkan Ganjar-Mahfud di Pilpres 2024.
Bagi mereka, pasangan capres-cawapres nomor urut tiga memiliki kriteria sebagai pondasi kepemimpinan yakni integritas, etika, dan moralitas
Disamping itu, perjalanan karier serta wawasan Ganjar-Mahfud disebut sangat layak menjadi role model terbaik bagi Generasi Muda NU.
Untuk itu, dia menegaskan GMNU siap menyukseskan Pilpres 2024.
GMNU juga akan mengawasi proses pelaksanaan Pemilu secara jujur dan adil.
"GMNU menyatakan sikap dan ikut serta dalam arah kontestasi Pilpres 2024 demi kemajuan bangsa, demokrasi yang bersih, dan mendukung kepemimpinan nasional yang visioner, berintegritas serta unggul," ungkapnya.
Baca juga: Korea Utara Terus Diprovokasi, Kim Jong Un Siap-siap Perang Nuklir Melawan AS
Survei Elektabilitas Capres
Elektabilitas pasangan calon presiden (capres) menjelang Pilpres 2024 terungkap.
Terbaru Litbang Kompas mengumumkan hasil survei dari 1.364 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi di Indonesia.
Hasilnya menunjukkan bahwa capres Ganjar Pranowo dan Mahfud MD tercatat 26,7 persen.
Peneliti di Media Survei Nasional (Median) Ade Irfan Abdurrahman pun memiliki alasan tersendiri soal elektabilitas Ganjar merosot.
Alasan pertama adalah gaya komunikasi Ganjar Pranowo.
Capres nomor urut 3 itu disebut bersikap layaknya oposisi dengan pemerintahan Presiden Joko Widodo.
"Kalau saya lihat dari beberapa temuan kami, ada irisan dari gaya komunikasi Ganjar Pranowo," jelas Ade Irfan Abdurrahman dalam konferensi pers rilis survei Median secara daring, dikutip Kompas.com, Senin (11/12/2023).
Padahal sebelumnya, kata Ade, Ganjar senantiasa berkomunikasi, di mana ia mem-branding diri sebagai penerus Jokowi.
Ade menyebut perubahan gaya komunikasi Ganjar mulai terlihat tatkala Gibran Rakabuming Raka resmi menjadi calon wakil presiden Prabowo Subianto.
Ganjar kini lebih oposisi dan berseberangan dengan pemerintah saat ini.
Akibatnya, Ganjar mulai ditinggalkan pendukung Jokowi yang semula pro kepadanya.
Kondisi inilah yang merugikan elektabilitas Ganjar karena hasil survei tingkat kepuasan kepada pemerintah Jokowi masih tinggi yakni sekira 71,8 persen.
"Tingkat kepuasan kepada pemerintah tinggi, gaya komunikasi (oposisi) Ganjar itu justru merugikan elektabilitas Ganjar sendiri," ungkap Ade.
Aliran dukungan itu pun mengarah ke putra sulung Jokowi yang kini digandeng Prabowo menjadi cawapres.
Dampakya bisa terlihat di mana elektabilitas Prabowo-Gibran berada di 37 persen lebih besar dari Ganjar-Mahfud yang memperoleh 26,7 persen.
ementara posisi ketiga dihuni pasangan capres-cawapres nomor urut 1, Anies aswedan 25,4 persen.
Undecided Voters mencapai 28,7 Persen
Hasil jajak pendapat Litbang Kompas pada 29 November-4 Desember 2023 menunjukkan bahwa ada 28,7 persen responden yang belum menentukan pilihan atau undecided voters pada Pemilu Presiden 2024.
"Jumlah pemilih yang masih ragu-ragu menetapkan pilihannya kepada pasangan capres-cawapres, yang mencapai angka 28,7 persen, terbilang besar mengingat pemilu tinggal dua bulan lagi," tulis peneliti Litbang Kompas Bambang Setiawan, dikutip dari harian Kompas, Senin (11/12/2023).
Persentase ini tak berbeda jauh dari angka massa mengambang pada pilihan terhadap capres (tanpa pasangan) yang mencapai 24,9 persen.
Angka massa mengambang pada pilihan capres itu pun melonjak signifikan dari 15,4 persen pada Agustus 2023.
"Kalangan yang termasuk ke dalam kelompok undecidedvoters ini adalah mereka yang belum punya ikatan ideologis ataupun kedekatan emosional terhadap sosok atau pasangan tertentu belum tahu siapa yang akan dipilih dan masih sangat rentan berubah pilihan," tulis Bambang.
Menurut survei, kebanyakan dari undecided voters adalah bekas pemilih Joko Widodo-Ma’ruf Amin pada Pilpres 2019, sebagian lain adalah mereka yang tidak menggunakan haknya atau merahasiakan pilihannya pada pemilu lalu.
Kebanyakan mereka merupakan generasi tua dalam rentang usia 41-60 tahun yang sebagian besar masuk ke dalam generasi X.
"Pada rentang usia tersebut, jumlah mereka mencapai 44,3 persen, lebih tinggi dari persentase populasi kelompok ini yang sekitar 36 persen," kata Bambang.
Survei menangkap bahwa mayoritas atau 54,2 persen kelompok undecided voters adalah kalangan perempuan.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJatim.com.