Gorontalo Hari Ini

Cuma Lulusan SD, Ramang Karim Hidupi Puluhan Anak Yatim hingga Lansia di Gorontalo

Ramang Karim mempekerjakan 50 karyawan dan menanggung hidup 31 orang di rumahnya. 

Penulis: Herjianto Tangahu | Editor: Fadri Kidjab
TribunGorontalo.com/Herjianto Tangahu
SOSOK INSPIRATIF -- Ramang Karim saat ditemui TribunGorontalo.com, pada Minggu (24/8/2025). Meski hanya lulusan SD, Ramang kini pekerjakan 50 karyawan dan mengasuh puluhan anak hingga lansia. 

TRIBUNGORONTALO.COM – Seorang pria lulusan Sekolah Dasar (SD) asal Gorontalo menjadi pengusaha sukses.

Ia adalah Ramang Karim, juragan botol bekas dan besi tua. 

Ramang Karim mempekerjakan 50 karyawan dan menanggung hidup 31 orang di rumahnya. 

Usahanya berlokasi di Kelurahan Dembe I, Kecamatan Kota Barat, Kota Gorontalo.

Perjalanan hidup Ramang tidaklah mudah. Sejak kecil, ia pernah ingin berhenti sekolah saat duduk di bangku kelas III SD. 

"Waktu itu, saya berpikir untuk keluar saja dari sekolah dan langsung kerja," ucap Ramang Karim kepada TribunGorontalo.com, Minggu (24/8/2025).

Namun, berkat dorongan orang tua, ia berhasil menyelesaikan pendidikan hingga lulus SD. Meski demikian, ia memilih jalan hidup berbeda. 

Setelah lulus, Ramang merantau ke Bitung, Sulawesi Utara, untuk bekerja di tempat usaha botol. 

"Orang tua saya sampai menangis melihat saya pergi merantau," kisahnya.

Lima tahun bekerja di Bitung memberinya pengalaman berharga. 

Baca juga: BREAKING NEWS: Irjen Pol Widodo Dilantik Jadi Kapolda Gorontalo, Simak Profil dan Rekam Jejaknya

Sekembalinya ke Gorontalo, ia menikah dan membangun keluarga kecil. 

Awalnya, ia mencoba berdagang ikan, tetapi kebutuhan hidup yang mendesak membuatnya kembali ke bisnis yang ia kuasai: usaha botol.

"Saya merasa punya dasar di usaha botol setelah lima tahun pengalaman di Bitung," ungkapnya.

Perlahan tapi pasti, ia mengumpulkan botol-botol bekas dari warga sekitar, desa, hingga rumah makan. Botol yang sudah dibersihkan itu ia jual di skala lokal. 

Kini, usahanya berkembang pesat. Selain menjadi juragan botol, ia juga mengelola bisnis besi tua dengan skala ekspor, menjangkau Manado hingga Surabaya.

"Setiap kali pengiriman ke Manado biasanya 17 ribu botol, sementara ke Surabaya bisa mencapai 26 ribu botol lebih," tuturnya.

Dari bisnis ini, Ramang memperoleh penghasilan hingga Rp50 juta per bulan. 

Namun, yang paling menyentuh bukan soal materi, melainkan kepeduliannya terhadap sesama.

"Di rumah, ada istri dan tiga anak saya. Tapi total kami ada 31 orang," ujarnya. 

Mereka bukan hanya keluarga inti, melainkan juga anak yatim, lansia, hingga balita yang ia asuh seperti keluarga sendiri. 

Bahkan, beberapa anak asuhnya sudah berhasil ia kuliahkan, dan tiga lainnya sudah berumah tangga.

"Prinsip saya, hidup harus bisa bermanfaat bagi orang banyak," tegasnya.

Meski hanya lulusan SD dan tidak memiliki ijazah, Ramang Karim tetap menekankan pentingnya pendidikan bagi anak-anaknya. 

Anak pertamanya kini bekerja sebagai perawat di RSUD Otanaha. Anak keduanya membantu mengurus usaha. Sementara, anak ketiganya sedang bersiap mendaftar sebagai prajurit TNI.

Kisah hidup Ramang Karim adalah bukti bahwa kesuksesan tidak hanya ditentukan oleh pendidikan formal. Tetapi juga oleh kerja keras, pengalaman, dan ketulusan hati untuk membantu sesama. 

Dari keterbatasan, ia mampu membuka jalan rezeki bagi banyak orang di Gorontalo.

"Dulu saya dikenal sebagai orang malas dan bodoh. Sampai guru saya terkejut melihat kondisi saya sekarang," pungkasnya. 

 

 

(TribunGorontalo.com/Herjianto Tangahu)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved