Wartawan Palu Tewas
Polisi Temukan Indikasi Penyebab Kematian Situr Wijaya Wartawan Palu Sulteng, Obat-obatan jadi Bukti
Polisi mulai menemukan indikasi penyebab kematian Situr Wijaya, wartawan Palu, Sulawesi Tengah.
TRIBUNGORONTALO.COM – Polisi mulai menemukan indikasi penyebab kematian Situr Wijaya, wartawan Palu, Sulawesi Tengah.
Melansir dari Kompas.com, Selasa (8/4/2025), kasus ini tengah ditangani Polda Metro Jaya.
Dalam olah TKP, polisi sempat menemukan sejumlah obat-obatan di kamar hotel D'Paragon Kebon Jeruk, Jakarta Barat pada Jumat (4/4/2025).
“Promag tablet, mycoral ketoconazole (obat jamur), rifampicin (antibiotik - mencegah dan mengobati penyakit akibat infeksi bakteri seperti tuberkulosis,” jelas Ade Ary dalam keterangannya, Minggu (6/4/2025).
Selain itu, polisi juga menemukan produk perawatan wajah Viva White Clean & Mask Berdasarkan hasil otopsi, korban merupakan pria berusia 32 tahun, dengan tinggi badan 156 sentimeter dan bergolongan darah B.
“Terdapat indikasi adanya infeksi pada paru-paru, dugaan dokter yaitu penyakit TBC,” ungkap Ade Ary.
Namun, untuk memastikan apakah korban menderita penyakit TBC atau tidak, penyidik masih menunggu hasil pemeriksaan toksikologi dan histopatologi.
Luka lecet pada bibir korban diduga disebabkan oleh benturan dengan benda tumpul, kemungkinan Situr sempat terjatuh dan membentur lantai.

Sementara itu, paru-paru kanan menunjukkan perlengketan hebat pada hampir seluruh permukaannya dengan dinding dada, yang mengindikasikan adanya infeksi paru-paru.
Selain itu, polisi juga menemukan produk perawatan wajah Viva White Clean & Mask.
Berdasarkan hasil otopsi, korban merupakan pria berusia 32 tahun, dengan tinggi badan 156 sentimeter dan bergolongan darah B.
“Terdapat indikasi adanya infeksi pada paru-paru, dugaan dokter yaitu penyakit TBC,” ungkap Ade Ary.
Namun, untuk memastikan apakah korban menderita penyakit TBC atau tidak, penyidik masih menunggu hasil pemeriksaan toksikologi dan histopatologi.
Luka lecet pada bibir korban diduga disebabkan oleh benturan dengan benda tumpul, kemungkinan Situr sempat terjatuh dan membentur lantai.
Sementara itu, paru-paru kanan menunjukkan perlengketan hebat pada hampir seluruh permukaannya dengan dinding dada, yang mengindikasikan adanya infeksi paru-paru.
Sedangkan terhadap nasi dan sayuran setengah tercerna pada isi lambung korban.
"Perkiraan waktu kematian diperkirakan antara 8 hingga 24 jam sebelum pemeriksaan luar, yaitu antara 4 April 2025 pukul 04.00 WIB hingga 20.00 WIB,” tegas dia.
Hasil otopsi juga menunjukkan tidak ada tanda kekerasan, baik luka jeratan maupun luka sayatan.
“Adanya memar pada bagian tubuh akibat lebam mayat. Sebab pasti kematian, menunggu hasil pemeriksaan toksikologi dan histopatologi,” pungkas dia.
Baca juga: Fakta-fakta Pria Bone Bolango Gorontalo Bobol ATM BSG, Pelaku Baru Resign dari Pekerjaan
Pemesanan ambulans
Sebelum Situr ditemukan tewas, diketahui ada seorang perempuan yang memesan ambulans untuk mengantarkan korban.
Hal itu diungkapkan oleh Subadria Nuka, kuasa hukum dua saksi berinisial SF dan AS.
Keduanya merupakan pemilik dan sopir ambulans yang datang ke tempat kejadian perkara (TKP) sesuai pesanan dari perempuan tersebut.
“Kehadiran klien kami di hotel tersebut atas adanya orderan dari seorang wanita yang mengaku teman dekatnya korban,” kata Subadria kepada wartawan, Senin (7/4/2025).
Dalam percakapan melalui WhatsApp saat memesan ambulans, perempuan itu menyebut korban sedang sakit dan meminta agar Situr diantar ke rumah sakit terdekat.
Usai menerima orderan tersebut, SF dan AS bergegas menunju titik penjemputan.
Keduanya juga sempat bertemu dengan perempuan yang memesan ambulans. Mereka langsung diarahkan oleh perempuan ke dalam kamar hotel.
“Setelah di dalam hotel, ternyata almarhum ini sudah tergeletak, tanpa menggunakan baju, hanya celana pendek,” ujar dia.
Baca juga: 5 Fakta Wartawan Palu Sulteng Tewas di Hotel Jakarta Barat, Keluarga Duga Dibunuh
“Dilihat, ‘ini mah sudah lewat, meninggal, mohon maaf, sudah lama ini meninggalnya, sudah berjam-jam, sudah membiru’,” kata Subadria melanjutkan.
Pada saat yang sama, pengurus RT setempat dan pihak hotel turut menyaksikan kejadian tersebut.
“Jadi, bukan klien saya sendiri. Ada perempuan ini. Perempuan ini mengaku sebagai teman dekat atau teman intinya.
Alasan dia, nanti keluarganya akan datang langsung ke rumah sakit,” ungkap dia.
Ketika itu, perempuan yang mengaku teman dekat korban sempat ditawarkan agar melaporkan ke pihak berwajib.
“Tapi kata dia, ‘Nanti keluarganya akan langsung datang ke RS’. Ya sudah, ikut saja ke RS,” ujar dia.
Walau begitu, menurut pengakuan kliennya, mereka tidak melihat ada luka sayatan pada tubuh korban.
(TribunGorontalo.com/Kompas.com)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kepingan "Puzzle" Kematian Wartawan di Hotel Jakbar: Infeksi Paru dan Obat-obatan"
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.