Wartawan Perempuan Tewas
Juwita Jurnalis Banjarbaru Ternyata Dibunuh Jumran Oknum TNI AL di Mobil
Saat ini, Jumran tengah melakukan adegan rekonstruksi untuk mencari tahu bagaimana Juwita bisa dibunuhnya.
TRIBUNGORONTALO.COM -- Kisah kematian Juwita, seorang jurnalis di Banjarbaru kini telah memasuki tahapan baru.
Jumran alias J , kekasihnya yang merupakan TNI AL menjadi biang kerok dari kematian Juwita kini telah diamankan polisi.
Saat ini, Jumran tengah melakukan adegan rekonstruksi untuk mencari tahu bagaimana Juwita bisa dibunuhnya.
Dilansir dari Tribunnwes.com, J rupanya membunuh Juwita dengan cara dipiting dan dicekik hingga tewas di dalam mobil.
Hal itu terungkap dalam proses rekonstruksi yang digelar di Gunung Kupang, Kecamatan Cempaka, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Sabtu (5/4/2025).
Dalam proses rekonstruksi tersebut, J hadir dengan tangan diborgol dan kaki dirantai.
Kuasa hukum keluarga Juwita, Dedi Sugianto mengatakan dalam proses rekonstruksi tersebut J memeragakan 33 adegan.
Termasuk, adegan saat J menghabisi nyawa Juwita.
Melansir Kompas.com, pembunuhan Juwita bermula ketika J datang ke Banjarbaru untuk menemui korban.
Setibanya di sana, J langsung menyewa sebuah mobil.
Di dalam mobil tersebut, J menghabisi nyawa Juwita dengan mencekik dan memitingnya.
"Kalau kita lihat rekonstruksi hari ini, itu fokusnya ada pada terjadinya proses sesuai pasal yang disangkakan yakni Pasal 340 KUHP mengenai pembunuhan berencana," ujar Dedi, Sabtu.
Selama rekonstruksi, sebanyak 106 personel gabungan dikerahkan untuk melakukan pengamanan.
Kepala Seksi Humas Polres Banjarbaru, Iptu Kardi Gunadi mengatakan ratusan anggota dikerahkan sesuai dengan surat perintah.
"Berdasarkan surat perintah, ada 106 anggota yang ditugaskan," ungkap Kardi, Sabtu.
"Untuk menjaga lokasi rekonstruksi dan jalur akses menuju titik kejadian."
Diduga Dirudapaksa Sebelum Dibunuh
Ketua Tim Advokasi Pihak Juwita, Muhammad Pazri menduga ada keterlibatan pihak lain dalam kasus pembunuhan Juwita.
Selain itu, Pazri juga mendesak tim penyidik untuk menelusuri kembali rekaman CCTV di sepanjang rute tempat jasad Juwita ditemukan.
Ia meyakini, Juwita sempat mengalami kekerasan seksual sebelum tewas mengenaskan di tangan J.
"Proses penyidikan harus menyeluruh, kalau ada mobil, motor, masa pelaku tunggal," paparnya, dikutip dari Banjarmasinpost.co.id, Sabtu.
"Artinya bahwa proses penyidikan harus dilakukan secara menyeluruh termasuk dengan pemeriksaan DNA karena diduga terjadi tindak kekerasan seksual di sana."
Sebelumnya, Pazri juga mengungkap dugaan bahwa Juwita sudah dua kali dirudapaksa J.
“Berdasarkan alat bukti, kami sampaikan bahwa korban mengalami kekerasan seksual, ini adalah pemerkosaan,” kata Pazri, Rabu (2/4/2025).
Pazri juga menyebut ada sejumlah luka yang ditemukan pada jasad wanita 23 tahun tersebut.
Di sekujur tubuh Juwita, ditemukan banyak luka memar.
Selain itu, ditemukan pula cairan putih atau sperma dengan volume cukup banyak di dalam rahim Juwita.
Dengan hasil autopsi tersebut, Pazri mendesak penyidik untuk mendalami lebih lanjut kasus ini.
"Saat autopsi, dokter forensik mengizinkan pihak keluarga untuk menyaksikan, ini murni pembunuhan." (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.