Info Tekno

Elon Musk Luncurkan Grok 3, AI Super Cerdas yang Siap Bersaing dengan ChatGPT dan DeepSeek

Musk berharap chatbot ini mampu bersaing di sektor kecerdasan buatan yang semakin kompetitif, yang saat ini didominasi oleh ChatGPT dari OpenAI dan De

Penulis: Redaksi | Editor: Wawan Akuba
Photo Internet reproduction
AI ELON MUSK - Peluncuran Grok 3 menandai babak baru dalam persaingan AI global, dengan Musk berusaha mengukuhkan dominasinya dalam teknologi yang akan menentukan masa depan. 

TRIBUNGORONTALO.COM -- Perusahaan kecerdasan buatan milik Elon Musk, xAI, resmi meluncurkan versi terbaru chatbot mereka, Grok 3, pada Senin (19/2/2025).

Musk berharap chatbot ini mampu bersaing di sektor kecerdasan buatan yang semakin kompetitif, yang saat ini didominasi oleh ChatGPT dari OpenAI dan DeepSeek dari Tiongkok.

Peluncuran ini bertepatan dengan langkah besar Musk dalam menggunakan kewenangan luas yang diberikan oleh Presiden AS, Donald Trump, untuk merombak dan membongkar berbagai lembaga federal.

Langkah pemangkasan anggaran yang belum pernah terjadi sebelumnya ini menimbulkan pertanyaan tentang potensi konflik kepentingan.

Apalagi banyak lembaga tersebut memiliki kewenangan untuk mengawasi bisnis besar yang dimiliki Musk.

Grok 3: AI "Menakutkan" dengan Kecerdasan Super

Musk mempromosikan Grok 3 sebagai chatbot yang "menakutkan cerdas," dengan kekuatan komputasi 10 kali lebih besar dibandingkan pendahulunya yang dirilis pada Agustus tahun lalu.

Produk unggulan xAI ini dilatih dengan data sintetis dan menggunakan mekanisme koreksi diri untuk menghindari kesalahan umum pada chatbot AI lain, seperti "halusinasi" atau pemrosesan data palsu seolah-olah itu adalah fakta.

"Grok 3 memiliki kemampuan penalaran yang sangat kuat. Dari pengujian yang telah kami lakukan sejauh ini, Grok 3 mengungguli semua chatbot lain yang telah dirilis, sejauh yang kami ketahui. Ini adalah pertanda baik," kata Musk dalam panggilan video pada World Governments Summit di Dubai pekan lalu.

Persaingan Ketat di Dunia AI

Chatbot terbaru dari Musk ini memasuki medan persaingan yang semakin ketat. Negara-negara di seluruh dunia berlomba-lomba meluncurkan produk AI yang lebih canggih dan lebih hemat biaya.

Bulan lalu, startup Tiongkok, DeepSeek, mengejutkan dunia dengan merilis chatbot R1, yang memiliki kualitas tinggi dengan biaya rendah—sebuah tantangan langsung terhadap dominasi AS dalam pengembangan teknologi AI.

Grok 3 juga akan berhadapan langsung dengan ChatGPT dari OpenAI, yang membuat persaingan semakin panas antara Musk dan mantan rekan kerjanya yang kini menjadi rival berat, Sam Altman.

Keduanya merupakan bagian dari tim pendiri OpenAI pada tahun 2015, dengan tujuan menciptakan penyeimbang terhadap dominasi Google di bidang kecerdasan buatan.

Musk bahkan menginvestasikan $45 juta untuk mendukung proyek tersebut.

Namun, pada 2018, Musk meninggalkan OpenAI. Empat tahun kemudian, OpenAI merilis ChatGPT dan langsung menjadi sensasi global—sayangnya tanpa kehadiran Musk di pusat perhatian.

Kesuksesan ini menjadikan Altman sebagai figur utama dalam revolusi AI, sementara hubungan keduanya semakin memburuk dan penuh dengan persaingan hukum.

Pekan lalu, dewan direksi OpenAI bahkan menolak tawaran Musk untuk membeli perusahaan tersebut senilai hampir $100 miliar, semakin memperdalam jurang persaingan di antara mereka.

Teknologi Jadi Prioritas Utama Pemerintahan Trump

Di bawah pemerintahan Trump, teknologi menjadi fokus utama. Para miliarder teknologi tampil menonjol dalam acara pelantikannya, dan Gedung Putih telah mengumumkan berbagai inisiatif besar untuk infrastruktur AI.

Musk kini memainkan peran penting dalam pemerintahan sebagai salah satu penasihat terdekat Trump dan kepala dari Departemen Efisiensi Pemerintah (Department of Government Efficiency/DOGE) yang baru dibentuk.

Departemen ini memulai reformasi radikal terhadap birokrasi pemerintah AS.

Namun, para kritikus memperingatkan bahwa kedekatan Musk dengan Trump dapat menimbulkan konflik kepentingan besar, terutama karena ia turut berperan dalam membentuk kebijakan dan regulasi terkait AI—salah satu sektor yang ia kuasai secara komersial.

Sementara itu, menurut laporan Bloomberg, xAI tengah mencari investor potensial untuk putaran pendanaan sekitar $10 miliar, yang akan memberikan valuasi perusahaan hingga $75 miliar.

Musk, yang juga menjabat sebagai CEO SpaceX dan Tesla, mendirikan xAI pada Juli 2023, tak lama setelah ia menandatangani surat terbuka yang menyerukan jeda dalam pengembangan model AI canggih.

Peluncuran Grok 3 menandai babak baru dalam persaingan AI global, dengan Musk berusaha mengukuhkan dominasinya dalam teknologi yang akan menentukan masa depan.(*)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved