Ikan Terdampar
Terdampar di Pesisir Gorontalo, Bangkai Ikan Mola-mola Ditenggelamkan ke Dasar Laut
Langkah penanganan yang diambil adalah menenggelamkan bangkai ikan tersebut ke perairan laut dalam untuk menghindari dampak negatif terhadap lingkunga
Penulis: Arianto Panambang | Editor: Wawan Akuba
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Setelah terdampar dan mati di Pantai Pohe, Kota Gorontalo, ikan mola-mola ditangani oleh pihak Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Makassar, Senin malam (02/12/2024).
Langkah penanganan yang diambil adalah menenggelamkan bangkai ikan tersebut ke perairan laut dalam untuk menghindari dampak negatif terhadap lingkungan.
Koordinator Wilayah Kerja Gorontalo BPSPL Makassar, Wahyu menjelaskan bahwa metode ini dilakukan agar bangkai ikan tidak kembali terdampar akibat arus atau gelombang.
"Ikan akan diikat, diberi pemberat, dan ditarik ke perairan dengan kedalaman cukup untuk mencegah pengaruh gelombang membawa bangkai kembali ke pantai," ujarnya.
Ikan mola-mola ini memiliki ukuran tubuh yang sangat besar, dengan panjang 2,25 meter dan lebar sirip mencapai 3,5 meter.
Meski belum ada peraturan perlindungan khusus di Indonesia, kata Wahyu secara global ikan ini masuk dalam kategori rentan (vulnerable) menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN) dan tercantum di Apendiks II CITES.
Penanganan bangkai ikan dilakukan sebagai langkah preventif untuk menjaga kebersihan pantai dan ekosistem sekitarnya.
"Metode seperti ini adalah protokol yang biasa dilakukan untuk menangani bangkai biota laut besar," tambah Wahyu.
Wahyu mengaskan warga tak boleh mengonsumsi ikan tersebut. Ia menjelaskan bahwa ikan mola-mola sering menjadi inang bagi berbagai parasit laut.
“Ikan mola-mola ini sering membawa parasit di tubuhnya. Dalam kondisi seperti ini, ikan yang mati terdampar sangat tidak disarankan untuk dikonsumsi karena berisiko bagi kesehatan manusia,” ujarnya kepada TribunGorontalo.com.
Sebagai informasi, Ikan mola-mola terkenal sebagai salah satu spesies ikan bertulang sejati terbesar di dunia.
Bentuknya yang unik menyerupai peluru, dengan tubuh bulat dan tampak buntung karena sirip belakangnya yang tidak berkembang sempurna, menjadikannya fenomena yang memikat banyak orang.
Nama "mola" berasal dari bahasa Latin yang berarti "batu kilangan," merujuk pada bentuk tubuhnya.
Mola-mola dapat mencapai ukuran vertikal hingga 4,3 meter dan horizontal sekitar 3 meter, dengan berat hingga 2.300 kilogram.
Namun ikan mola-mola yang terdampar di Pantai Pohe mencapai ukuran 2 meter dengan lebar 1,5 meter dan sirip 85 cm.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.