Bacaan Doa
Simak Tata Cara Shalat Gerhana Matahari
Pada Senin 8 April 2024 nanti diprediksi bakal terjadi generhana matahari total di bumi Indonesia.
TRIBUNGORONTALO.COM – Pada Senin 8 April 2024 nanti diprediksi bakal terjadi generhana matahari total di bumi Indonesia.
Saat terjadi Gerhana Matahari Total, pandangan Matahari dari Bumi terhalang oleh Bulan dan menyisakan sisi tepi.
Pada sisi tepi inilah di Bumi bisa menyaksikan tepian plasma Matahari tampak meledak-ledak.
BMKG menjelaskan ledakan di Matahari tersebut terjadi akibat adanya aktifitas internal di matahari itu sendiri.
Bagi umat islam, dianjurkan untuk shalat gerhana, namun shalat gerhana hukumnya sunnah.
Shalat sunnah gerhana dilakukan saat gerhana sedang terjadi.
Berikut ini tata cara shalat gerhana matahari seperti dilansir dari NU Online:
- Niat di dalam hati ketika takbiratul ihram sebagai imam atau makmum.
- Mengucap takbir ketika takbiratul ihram sambil niat di dalam hati.
- Baca ta‘awudz, Surat Al-Fatihah, dan membaca surat dalam Al-Qur’an.
- Rukuk.
- Itidal.
- Baca ta‘awudz, Surat Al-Fatihah, dan membaca surat dalam Al-Qur’an.
- Rukuk kedua.
- Itidal kedua dan baca doa i'tidal.
- Sujud pertama.
- Duduk di antara dua sujud.
Sujud kedua. - Duduk istirahat atau duduk sejenak sebelum bangkit untuk mengerjakan rakaat kedua.
- Bangkit dari duduk, lalu mengerjakan rakaat kedua dengan gerakan yang sama dengan rakaat pertama.
Durasi pengerjaan rakaat kedua lebih pendek daripada pengerjaan rakaat pertama. - Setelah sujud kedua pada rakaat kedua, duduk tasyahud untuk membaca tasyahud akhir.
- Salam.
- Istighfar dan doa.
-
Adapun berikut ini sejumlah hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan shalat sunnah gerhana matahari:
Pelaksanaan shalat sunnah gerhana dianjurkan secara berjamaah. Shalat sunnah gerhana dapat dilakukan sendiri.
Sebelum pelaksanaan, jamaah shalat gerhana berjamaah dapat diingatkan dengan ungkapan,”As-Shalâtu jâmi'ah.”
Berikut ini lafal niat shalat sunnah gerhana matahari sebagai imam atau makmum:
أُصَلِّيْ سُنَّةً لِكُسُوْفِ الشَّمْسِ اِمَامًا / مَأْمُوْمًا لِلّهِ تَعَالَى
Shalat gerhana terdiri atas dua rakaat.
Setiap rakaat terdiri atas dua kali rukuk dan dua kali sujud.
Pada rukuk pertama, imam dan makmum dianjurkan membaca tasbih selama bacaan 100 ayat pada Surat Al-Baqarah.
Pada rukuk kedua, imam dan makmum dianjurkan membaca tasbih selama bacaan 80 ayat pada Surat Al-Baqarah.
Bangun dari rukuk pertama, jamaah kembali membaca Surat Al-Fatihah dan surat sebelum rukuk kedua.
Pada rakaat pertama, bacaan surat pertama lebih panjang daripada surat kedua.
Demikian pula pada rakaat kedua, bacaan surat pertama lebih panjang daripada surat kedua.
Setelah shalat, imam disunnahkan menyampaikan khotbah shalat gerhana.
Kitab-kitab fikih Mazhab Syafi’i menaruh perhatian pada soal durasi ruku’ shalat gerhana.
Menurut mereka, ruku’ yang pertama dalam rakaat pertama lebih panjang dari yang kedua.
Pada ruku’ pertama, imam dan jamaahnya (idealnya) membaca tasbih sekira bacaan seratus ayat Surat Al-Baqarah.
Sedangkan, pada ruku’ kedua, mereka membaca tasbih sekira bacaan delapan puluh ayat Surat Al-Baqarah.
Setelah selesai shalat, imam atau penggantinya menyampaikan khotbah sebagaimana khotbah Jumat.
Untuk shalat sunnah gerhana matahari sendirian, tidak perlu ada khotbah.
(Sumber: Nu Online)
Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News
Ikuti saluran Tribun Gorontalo di WhatsApp: KLIK DISINI
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/Ilustrasi-Gerhana-Matahari-Total.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.