Baru 6 Bulan Dibuka, Warung Ayam Geprek Damango Gorontalo Jadi Primadona Gara-gara Ini

Sandra Durahim (50) mengaku pertama kali mencoba jualan geprek tapi ingin tampil beda.

|
TribunGorontalo.com/FajriKidjab
Sandra Durahim (50) pemilik Ayam Geprek Damango. 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo -- Genap enam bulan dibuka, warung makan Ayam Geprek Damango Gorontalo langsung populer. 

Sandra Durahim (50) mengaku pertama kali mencoba jualan geprek tapi ingin tampil beda.

"Waktu itu geprek sedang naik daun," jelas Sandra kepada TribunGorontalo.com, Rabu (10/5/2023).

Ia kemudian mencicipi geprek di berbagai tempat. Ibu dari tiga anak ini pun meracik geprek buatannya sendiri.

Ia mengaku sedikit memodifikasi sambal geprek versinya. Pada September tahun 2022, Sandra menyewa sebuah warung di Jalan Palma, Kecamatan Dungingi, Kota Gorontalo.

Di tempat inilah Sandra mulai menjajakan geprek yang diberi nama Ayam Geprek Damango.

11/5/2023_potret ayam geprek damango
Ayam Geprek Damango milik Sandra Durahim (50).

"Orang Gorontalo pasti tahu kalau damango itu besar," ucapnya.

Ia menjelaskan makna besar di sini adalah porsi ayam, sambal, dan nasinya.

Sandra berprinsip setiap pelanggan harus puas dengan masakannya.

Kini baru genap enam bulan, warung makan Ayam Geprek Damango sudah jadi primadona.

Beberapa pembeli merasa puas menikmati makanannya.

"Ayamnya enak. Sambalnya juga," ungkap Maryam kepada TribunGorontalo.com, Selasa (10/5/2023) malam.

"Baru pertama ke sini. Ayam gepreknya empuk," sambung Andina.

Kedua perempuan ini mengaku penasaran dan tertarik mencoba ayam geprek damango.

Walaupun harus menunggu sepuluh menit sebelum makanan dihidangkan, mereka mengaku terpuaskan.

Diketahui ayam geprek damango dijual Rp 13 ribu per porsi.

Harga tersebut sudah termasuk minuman es teh di dalamnya.

Sandra juga menyediakan menu tinutuan seharga Rp 13 ribu dan nasi kuning Rp 5 ribu.

"Yang paling laku itu ya ayam geprek," akunya.

Warung Ayam Geprek buka dari pukul 07.00-22.00 Wita.

Mereka menerima pesanan online melalui go-jek atau maxim.

Sandra mengungkapkan ayam geprek miliknya biasa terjual sampai 120 porsi per hari.

Rata-rata pembelinya dari masyarakat wilayah perkotaan. Sandra bermimpi bisa memiliki tempat jualan yang lebih besar.

Sebab, tempat yang sekarang dianggap tak lagi cukup menampung bahan-bahan masakannya.

Selain itu, jumlah pembeli juga terbatas apabila makan di tempatnya.

"Kebanyakan mereka minta bungkus," bebernya.

Istri dari Oman Rumampuk ini berharap memiliki dana menyewa gedung yang bisa memuat banyak pembeli.

Meski demikian, ia tak terburu-buru. Sandra merasa bersyukur saat ini warung makan terus eksis.

"Banyak yang sudah gulung tikar, Alhamdulillah kami masih bertahan," tutur dia.

Baginya memiliki warung makan tak sekadar mencari keuntungan, tapi ia ingin menikmati masa tuanya.

Atas alasan inilah, tak pernah terbesit dalam pikirannya menurunkan porsi, sekalipun mungkin usahanya berkembang di masa mendatang.

"Saya tidak cari untung. Saya cuma cari kesibukkan di usia sekarang ini," pungkasnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved