Gelombang Laut

Gorontalo-Sulut-Sulteng-Malut Waspadai Gelombang Tinggi hingga 2,5 Meter

Gorontalo, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Maluku Utara perlu waspada gelombang hingga 2,5 meter.

Editor: Lodie Tombeg
Kolase TribunGorontalo.com
Ilustrasi gelombang menghantam pesisir pantai. Gorontalo, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Maluku Utara perlu waspada gelombang hingga 2,5 meter. 

TRIBUNGORONTALO.COM, Jakarta - Masyarakat Gorontalo, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Maluku Utara yang beraktivitas di kawasan perairan Laut Maluku, Halmahera, Talaud dan Teluk Tomini perlu waspada gelombang hingga 2,5 meter.

Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi mencapai 4 meter berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan Indonesia termasuk kawasan Teluk Tomini (wilayah Gorontalo, Sulut, Sulteng, Malut) pada 20-21 Juli 2022.

Untuk Perairan Kepulauan Talaud, Perairan Halmahera dan Laut Halmahera termasuk Teluk Tomini berpotensi terjadi gelombang hingga 2,5 meter.

Perahu nelayan, kapal tongkang dan ferry perlu mewaspadai kecepatan angin lebih dari 15-21 knot dan tinggi gelombang di atas di atas 2,5 meter.

Terpantau pola angin di wilayah Indonesia bagian utara yang dominan bergerak dari selatan-barat daya dengan kecepatan angin berkisar 5-20 knot, sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari timur-tenggara dengan kecepatan angin berkisar 5-25 knot.

Adapun kecepatan angin tertinggi terpantau di perairan Kepulauan Sermata-Kepulauan Tanimbar, Laut Banda bagian barat daya, perairan utara Pulau Biak, dan Samudra Pasifik Utara Pulau Biak. Kondisi-kondisi tersebut menyebabkan terjadinya peluang peningkatan gelombang hingga setinggi 4 meter. 

Beberapa wilayah perairan Indonesia yang berpotensi mengalami gelombang setinggi 1,25-2,5 meter meliputi:

Selat Malaka bagian utara

Selat Karimata

Laut Jawa

Perairan utara Jawa Timur

Perairan selatan Kalimantan

Laut Bali

Selat Lombok bagian utara

Laut Sumbawa

Perairan Pulau Sawu-Kupang-Pulau Rotte

Laut Sawu Laut Flores

Perairan Kepulauan Sabalana-Kepulauan Selayar

Perairan Wakatobi

Perairan Manui-Kendari

Perairan Kepulauan Talaud

Perairan Halmahera

Laut Halmahera

Perairan Pulau Buru-Pulau Ambon-Pulau Seram

Perairan utara Papua

Laut Banda

Perairan Kepulauan Sermata-Letti

Perairan Kepulauan Babar-Tanimbar

Perairan selatan Kepulauan Kai-Kepulauan Aru Laut Arafuru

Untuk gelombang sekitar 2,5-4 meter berpeluang terjadi di beberapa wilayah berikut:

Perairan utara Sabang

Perairan barat Aceh

Perairan barat

Pulau Simeulue-Kepulauan Mentawai

Perairan Bengkulu-barat Lampung

Samudra Hindia barat

Sumatra Selat

Sunda bagian barat dan selatan

Perairan selatan Banten-Sumbawa

Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan

Samudra Hindia selatan Banten-Nusa Tenggara Timur (NTT)

Samudra Pasifik utara Papua

Berdasarkan peringatan dini gelombang tinggi di sejumlah wilayah perairan Indonesia, masyarakat dapat memperhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran, sebagai berikut:

- Perahu nelayan dapat mewaspadai kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter.

- Kapal tongkang dapat mewaspadai kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter.

- Kapal Ferry dapat mewaspadai kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter.

- Kapal ukuran besar seperti kapal kargo/kapal pesiar dapat mewaspadai kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter.

Selain itu, masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada.

Penjelasan BMKG

BMKG mengingatkan bahwa potensi gelombang laut tinggi bisa terjadi sepanjang tahun di sejumlah wilayah di Indonesia.

Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG, Eko Prasetyo, MT mengatakan, sebelum Anda mengetahui sampai kapan potensi gelombang tinggi terjadi di Indonesia, maka perlu dipahami terlebih dahulu bagaimana gelombang tinggi itu bisa terjadi.

Eko menjelaskan, pembangkit utama gelombang laut adalah kecepatan angin dengan dipengaruhi oleh parameter-parameter lainnya. Di antaranya seperti pola angin, kedalaman laut, topografi dan fenomena pasang surut air laut.

Lalu, secara klimatologisnya, Indonesia akan merasakan dampak 2 musim angin yaitu baratan pada bulan November hingga April, dan timuran pada bulan Mei hingga Oktober.

Pada kedua situasi atau dampak dari dua musim angin tersebut, diketahui masing-masing musim memiliki atau punya karakter kekuatan anginnya.

"Area perairan laut yang terbuka seperti perairan barat Sumatera, selatan Jawa hingga Nusa Tenggara akan memperoleh dampak gelombang tinggi sepanjang tahun yaitu rata-rata 2-4 meter," jelasnya kepada Kompas.com, Jumat (8/7/2022).

Hembusan angin itu sendiri, pada umumnya dipicu oleh perbedaan tekanan udara yang terjadi di wilayah tersebut.

Oleh karena itu, kata Eko, masyarakat pesisir harus lebih cermat dalam merencanakan aktivitas di laut dengan mempertimbangkan kondisi cuaca. “Upaya adaptasi dan mitigasinya harus disiapkan,” ujarnya.

Ia menambahkan, upaya tersebut juga harus lebih ditingkatkan lagi terutama saat gelombang tinggi yang bisa terjadi bersamaan dengan fase maksimum.

Sebab, pada kondisi gelombang laut tinggi seperti yang dimaksudkan tersebut, dapat menimbulkan genangan di perkampungan pesisir. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Gelombang Tinggi Hingga 4 Meter Dua Hari ke Depan, Ini Wilayahnya!"

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved