Jelang Idul Adha di Gorontalo, Permintaan Tusuk Sate Lebih Rame Dibanding Daging Sapi
Sejumlah pedagang yang ditemui TribunGorontalo.com mengungkapkan, harga daging sapi rata-rata di Rp 130 ribu per kilogram (kg).

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Tiga hari jelang lebaran Idul Adha, harga daging sapi di Pasar Sentral Kota Gorontalo masih terpantau normal.
Sejumlah pedagang yang ditemui TribunGorontalo.com mengungkapkan, harga daging sapi rata-rata di Rp 130 ribu per kilogram (kg).
Harga daging sapi ini menurut pedagang, sudah bertahan sejak lebaran Idul Fitri tempo lalu.
Permintaannya pun kini tidak begitu banyak. Penjualan setiap hari masih terbilang normal.
“Saking normalnya stok daging yang saya jual masih rata rata bisa 100 kg lebih. Macam hari ini, sekitar 270 kg daging yang tersedia. Sekarang kira-kira tinggal 100 kg,” tegas Tomi Lakoro (52), pedagang di Pasar Sentral Kota Gorontalo.
Berbeda dengan daging sapi, tusuk sate justru lebih banyak permintaan.
Ruwaida Makuni, seorang pedagang tusuk sate di Pasar Sentral Kota Gorontalo misalnya. Ia mengaku banyak menerima permintaan.
Namun, meski permintaan tusuk sate meningkat, harga yang dipatok tetap terjangkau.
Menyesuaikan kebutuhan masyarakat, Ruwaida membagi dua paket tusuk sate yang dijualnya.
Paket isi 400 tusuk sate dengan harga Rp 15.000, dan paket isi 40 dengan harga Rp 2.500.
Lansia 62 tahun itu mengaku, memproduksi sendiri tusuk sate yang dijualnya.
Dalam sehari, dibantu oleh saudaranya, ia mampu membuat seribu tusuk sate.
Tusuk sate ini biasanya dijual langsung ke pembeli, atau dijual ke sesama penjual untuk kembali dijual lagi.
Tidak sulit untuk Ruwaida membuat tusuk sate. Sebab, di sekitar rumahnya terdapat banyak pohon bambu, bahan baku untuk tusuk sate.
Ia biasanya membeli satu ujung bambu seharga Rp 10 ribu. Dari satu ujung itu, dia mampu menghasilkan seribu tusuk sate.
Artinya, dari satu bambu ia untung sekitar Rp 50-an ribu. (*)