Proyek Jalan Nani Wartabone

Proyek Jalan Nani Wartabone Terancam Tak Selesai Tepat Waktu, Boby: Ini Tidak Baik

Sebab, yang namanya proyek pasti akan menimbulkan gangguan. Yang tak wajar jika pelaksanaan...

TribunGorontalo.com/WawanAkuba
Begini kondisi proyek drainase di Jalan Nani Wartabone, Sabtu (28/5/2022). Air mulai berlumut menandakan air tidak mengalir 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo -- Boby Rantow Payu, pengamat ekonomi Gorontalo menyebut, masih wajar jika ada masyarakat yang merasa terganggu proyek peningkatan Jalan Nani Wartabone, Kota Gorontalo. 

Sebab, yang namanya proyek pasti akan menimbulkan gangguan.

Yang tak wajar jika pelaksanaan penataan ini tidak lagi sesuai dengan tenggang waktu yang ditetapkan dalam kontrak, “tentunya ini juga bukan hal yang baik,” tegas Boby kepada Tribun Gorontalo.com. 

Boby adalah dosen Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Gorontalo (UNG). Ia menilai, infrastruktur itu sangat penting untuk meningkatkan konektivitas antar wilayah.

“Jadi perannya memang sangat vital," tegas dia.

Secara pribadi, Bobby menilai upaya penataan beberapa ruas jalan di Kota Gorontalo adalah hal yang positif.

Karena dengan penataan ini diharapkan dapat berefek pada semua pihak pengguna jalan.

Selain itu penataan saluran yang juga berjalan berbarengan diharapkan bisa mencegah banjir.

Karena itu kata dia, pemda sebaiknya lebih intens menyosialisasikan rencana penataan ini ke masyarakat.

Agar masyarakat juga bisa sama-sama mengawasi dan memberikan feedback jika nanti pekerjaan tidak sesuai dengan rencana yang ada.

Kontraktor asal Jakarta, PT Cahaya Mitra Nusantara tercatat sebagai pemenang tender proyek Peningkatan Jalan Nani Wartabone di Kota Gorontalo ini.

Perusahaan itu berkantor di Gedung Sinar Kasih Lantai 4 Jalan Dewi Sartika, nomor 136 D Cawang, Jakarta Timur, DKI Jakarta. 

Namun, dikutip dari Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kota Gorontalo, pemenang berkontrak adalah PT Mahardika Permata Mandiri, perusahaan yang berkantor di Jalan Medan Banda Aceh. Harga penawaran yang diajukan Rp 23,9 miliar. 

Proyek bernama Peningkatan Jalan Nani Wartabone bernomor tender 1137685 di LPSE.

Tender dibuat oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang pada 30 Agustus 2021. 

Nilai pagu paket anggaran tercatat Rp 25 miliar, lalu nilai Harga Perkiraan Sendiri (HPS) di angka Rp 24,9 atau selisih Rp 94,3 juta. 

Ada 74 perusahaan yang tercatat mengikuti tender proyek menggunakan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) tersebut. 

Sebelumnya tender proyek ini sempat gagal sebanyak dua kali.

Tender pertama dibuka pada 29 Juni 2021 dan tender kedua dibuka 13 Juli 2021.

Tender pertama gagal karena setelah masa aanwijzing berakhir, terdapat hal-hal atau ketentuan baru atau perubahan penting yang perlu ditampung.

Karena itu Kuasa Pengguna Anggaran melakukan Addendum terhadap Dokumen Rancangan Kontrak berkaitan dengan Kualifikasi Penyedia dan Peralatan utama yang disyaratkan.

Sementara tender kedua dibatalkan, karena tidak ada peserta yang lulus evaluasi penawaran sebagaimana yang tercantum dalam Dokumen Pemilihan BAB III INSTRUKSI KEPADA PESERTA Huruf G.

Pantauan TribunGorontalo.com, Rabu (25/5/2022), fokus utama proyek sejak Mei hingga Juni 2022, masih pencetakan konstruksi gorong-gorong.

Ada puluhan pekerja sejak pagi mulai mengaduk semen, serta dua unit excavator dan lima truk pengangkut material berada di lokasi.

Marten Taha, Wali Kota Gorontalo melakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) proyek Peningkatan Jalan Nani Wartabone di Kota Gorontalo pada 31 Desember 2021.

Jalan Nani Wartabone adalah ruas segitiga emas bisnis dan jasa tersibuk di ibu kota provinsi berpenduduk 1,3 juta tersebut.

Dalam catatan TribunGorontalo.com, setidaknya ada 10 bank multinasional berkantor di jalan yang sudah tiga kali berganti nama ini ( Jl Ahmad Yani lalu Jl DI Panjaitan dan terakhir Jl Nani Wartabone).

Belasan bank itu antara lain; Bank BCA, Bank BNI, BRI, BTN, Bank Mega, Bank Mandiri, Bank Muamalat, BSI, Bank Danamon, MayBank dan Panin Bank.

Selain bank cabang utama nasional, ruas jalan penghubung tugu Bundaran Saronde dan Gerbang kampus I Universitas Gorontalo (UNG) itu, ada sejumlah kantor finance. 

Ada Adira Finance, Mandiri Utama Finance, Mandala, dan FIF Astra, FIP Go, BCA Finance dan Mandiri Taspen.

Di Jalan itu juga jadi kantor sejumlah diler mobil dan motor; Toyota Hasjrat, Honda, Yamaha, Suzuki, Nissan, Kawasaki, Wuling, VIAR dan sejumlah minimarket berjejaring nasional, seperti Indomaret, dan Alfamart.

Kantor layanan publik Balaikota dan Rumah Jabatan Wali Kota Gorontalo, Kantor Pt Pos, Rumah Sakit St Khadijah, Badan Keuangan Kota, SPBU bundaran HI, dan sejumlah lembaga pendidikan.

Baca juga: Proyek Kanal Banjir Tanggidaa Gorontalo Akan Babat 100 Pohon, Jl HOS Cokroaminoto Ditutup

Kepala otoritas proyek, Kadis PUPR Kota Gorontalo, Rifadli Bahsuan dan pihak konsultan dan kontraktor jalan utama, sejauh ini terus memantau progres pembangunan dua drainase di sisi jalan.

Pengerjaan mulai dari Bundaran Patung Saronde (HI) hingga pertigaan gerbang Kampus UNG (Jl Jend Sudirman) - Jl Cokroaminoto.

Pembiayaan jalan ini dari pinjaman dari PT SMI (Sarana Multi Infrastruktur) melalui dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2022.

Desain Pemerintah Kota Gorontalo, melalui Dinas PUPR  jalan berbeda dibanding belasan ruas jalan protokol lain di Kota Gorontalo.

 "Ini akan jadi salah satu ikon baru kota, jadi tempat jogging dan santai warga," kata Rifaldi Bahsuan., 

Dikatakan, PT. SMI selaku debitur proyek  mengharuskan ada review di Inspektorat atau APIP (Aparat Pengawasan Intern Pemerintah). (*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved