Daging Sapi di Pasar Sentral Tak Laku, Ini Penyebabnya

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo -- Ferry Monoarfa tengah berdiri di depan paha sapi yang digantung. Ia menyapu pandangannya ke hampir penjuru pasar. Tatapannya tampak lesu. Seperti lesunya omset penjualan dagingnya hari ini, Senin (23/5/2022).

“Belum ada yang beli daging ini,” ungkap dia memelas kepada TribunGorontalo.com. 

Ferry dan sejumlah penjual daging sapi di pasar yang tengah direnovasi itu memang sedang mengeluhkan daya beli masyarakat. 

Pembeli tak kunjung datang, yang artinya omset dipertaruhkan. Kurangnya konsumen daging dipicu menjamurnya pedagang daging sapi di luar area pasar.

"Saat ini penjualan kami para pedagang daging sapi di pasar sentral memang menurun, karena banyak penjual daging sudah tidak terpusat di area pasar," ujar Ferry. 

Ferry mengatakan, sebelumnya ia bisa menjual daging dalam sehari bisa mencapai 50 kg. Tetapi saat ini omset penjualanya dalam sehari hanya sampai 30 kg per harinya. 

"Dulu sebelum pasar direnovasi, penjualan kami di sini mencapai 50 hingga 75 kg per harinya, dan siang seperti ini itu pasti sudah habis," katanya. 

Karena itu, pihaknya meminta agar pemerintah proaktif menertibkan penjual daging di luar pasar.

Farry berharap dan menghimbau kepada seluruh pedagang daging untuk sama bisa berjualan di area pasar yang ada, agar konsumen bisa terpusat dalam dalam berbelanja daging sapi. 

"Saya berharap dan menghimbau kepada teman - teman sesama pedagang sapi untuk sama bisa berjualan bersama di area pasar yang ada di Gorontalo seperti sentral, pasar harian senin, selasa, rabu, seperti itu, agar masyarakat bisa terpusat di setiap pasar yang ada," tutup Ferry. 

Saat ini harga daging sapi yang di jual di pasar sentral masih berada di kisaran harga normal yaitu berkisar di antara Rp 125 ribu hingga Rp 130 ribu rupiah. 

Harga ini sudah berlaku sejak sebelum ramadhan dan hingga saat ini belum terjadi kenaikan dari harga daging potong tersebut. (*)