Penjabat Gubernur Gorontalo 2022

Sosok Winarni Dien Monoarfa: Anak Wartawan yang Dijuluki 'Seroja dari Timur'

Nama Prof Dr Ir Hj Winarni Dien Monoarfa MS masuk bursa penjabat Gubernur Gorontalo 2022.

Editor: Lodie Tombeg
Rosyid Azhar/kompas.com
Prof Dr Winarni Monoarfa bersama keluarga saat memasuki lokasi penganugerahan gelar adat (pulanga) Ti Tidito Lo Hunggia atau Pemimpin perempuan cerdas, arif bijaksana dan bersahaja oleh pemangku adat dari 5 kerajaan di Gorontalo. 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo - Nama Prof Dr Ir Hj Winarni Dien Monoarfa MS masuk bursa penjabat Gubernur Gorontalo 2022. Gubernur saat ini, Rusli Habibie segera menghakhiri masa tugas pada 12 Mei 2022.

Siapa Winarni Dien Monoarfa? Dikutip dari wikipedia.org, dia adalah seorang akademisi, guru besar pada Universitas Hasanuddin. Sekaligus birokrat di Pemerintahan Provinsi Gorontalo.

Saat ini, perempuan yang dijuluki "Seroja dari Timur" ini menjabat sebagai Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Antar Lembaga Pusat dan Daerah, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia.

Winarni Dien Monoarfa lahir dari keluarga yang memiliki latar belakang kebudayaan yang kuat, dimana dalam dirinya mengalir darah Gorontalo dari sang Ayah, H Dien Monoarfa.

Sang ayah yang bekerja sebagai wartawan Tanah Air dan Mercusuar di era 1960-an serta kerap mengikutsertakan Winarni dalam berbagai liputannya.

Sebagai informasi, Monoarfa dalam struktur sosial masyarakat Gorontalo merupakan salah satu marga yang diambil dari nama Raja Monoarfa, salah satu nama Raja di Gorontalo.

Dia menempati jabatan sebagai Staf Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga Pusat dan Daerah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI

Petahana

* Mulai menjabat

13 Juli 2018

* Informasi pribadi

- Lahir 21 November 1962 (umur 59)

- Indonesia Makassar, Indonesia

- Suami/istri Meagaung Amin Daud

Pendidikan

S-1 Fakultas Perikanan Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, 1984 (Mahasiwa Teladan)

S-2 bidang Perikanan Unhas, 1992 (Wisudawan Terbaik)

S-3 bidang Perikanan Unhas – IPB, 2000


Karier dan Pengalaman

- Dosen Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin

- Guru Besar Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin

- Kepala Badan Lingkungan Hidup, Penelitian dan Dampak Lingkungan Hidup Daerah (BALITBANGPEDALDA) Provinsi Gorontalo (2002-2004)

- Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Gorontalo (2004 - 2012)

- Alumni Lembaga Ketahanan Nasional tahun 2007 (Alumni Terbaik)

- Sekretaris Daerah Provinsi Gorontalo (2012-2018)

- Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Gorontalo (2017-2018)

- Ketua ORWIL Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Provinsi Gorontalo (2012-2017)[2]

- Ketua POKJA Forum Kawasan Timur Indonesia (2008 - sekarang)

- Koordinator Forum Kepala BAPPEDA Provinsi se-Kawasan Timur Indonesia

- Staf Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga Pusat dan Daerah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Republik Indonesia (2018-sekarang)

Pada tahun 2002 Winarni diajak oleh Fadel Muhammad untuk pulang kampung, beralih dari akademisi ke birokrat dan menjabat sebagai Kepala Badan Lingkungan Hidup, Penelitian dan Dampak Lingkungan Hidup Daerah, Provinsi Gorontalo.

Pengalaman lainnya adalah menjadi peserta Program Lemhanas selama 9 bulan, dimana Winarni berhasil menjadi perempuan pertama peraih penghargaan alumni terbaik Wibawa Seroja Nugraha.

Atas penghargaan tersebut, Winarni mendapat predikat sebagai 'Seroja dari Timur'.

Pada tahun 2008, Winarni Monoarfa didaulat sebagai Ketua Forum KTI (Kawasan Timur Indonesia) menggantikan Marwah Daud Ibrahim (2008 s/d sekarang).

Karier dari ibu 5 anak ini mulai mencapai puncak kariernya setelah ia dipercayakan sebagai Sekretaris Daerah Provinsi Gorontalo pada tahun 2012.

Di luar kariernya sebagai birokrat, Winarni Monoarfa juga turut berperan sebagai Ketua ICMI Gorontalo dan mendirikan Sekolah Al-Azhar 46 di Provinsi Gorontalo.

Penghargaan:

- Wibawa Seroja Nugraha dari Lemhanas (tahun 2007)

- CIDA Champion Awards dari Duta Besar Kanada di Makassar (tahun 2010)

- Gelar Adat Pulanga (Gelar Adat Gorontalo Tertinggi): Ti Tidito Lo Hunggia yang mengandung makna seorang pemimpin perempuan yang cerdas, peka, cermat, arief, bijaksana dan bersahaja (tahun 2016)

Jagoan PDIP

Rusli Habibie, Gubernur Gorontalo akan mengakhiri masa jabatannya pada 12 Mei 2022 ini. Obrolan soal siapa penjabat (Pj) yang akan menggantikan Rusli pun, mulai mencuat ke permukaan. 

Misalnya yang diungkapkan oleh La Ode Haimudin, Sekretaris DPD PDI Perjuangan Provinsi Gorontalo. Sesuai regulasi kata dia, yang akan mengisi posisi jabatan Gubernur Gorontalo hingga 2024 adalah unsur Aparatur Sipil Negara (ASN) berpangkat eselon satu. 

Meski begitu, kata dia akan lebih baik jika yang akan menjabat sebagai Pj, adalah sosok yang sudah memahami kondisi dan masalah Gorontalo. 

"Saya pikir bisa saja dia beradaptasi dengan kepemimpinan dan kemampuannya yang bagus, sebab kerja Pj juga ini kan dibantu oleh seluruh staf termasuk Sekda, yah selebihnya yang sudah betul paham tentang Gorontalo," tuturnya, Rabu (13/4/2022).

Karena itu kata dia, pihaknya sudah memberikan masukan serta usulan sosok yang kompeten mengisi posisi Pj. Meski sebetulnya untuk keputusan terakhir tergantung Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

"Kita juga sudah menyampaikan ke Presiden melalui DPP partai orang yang akan memimpin Gorontalo, namun terakhir kan tergantung Presiden siapa yang akan ditetapkan," ungkap Laode. 

Menurut Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Gorontalo itu, jika ada nama yang mencuat ke permukaan, maka itu adalah Winarni Monoarfa dan Zudan Arif Fakrulloh. Secara persyaratan yang ada di undang-undang, dua sosok ini tentunya kata La Ode sudah, sudah tepat. 

"Saya pikir yah kedua-duanya sudah eselon satu yaa, Prof Zudan jelas eselon satu di Kemendagri, Ibu Winarni juga eselon satu di KLHK, antara keduanya yang lebih pas yah untuk menentukan itu nanti Presiden lah," jelasnya sembari tertawa kecil.

Menutup wawancara dengan TribunGorontalo.com, La Ode menegaskan, jika seorang Pj gubernur nanti mestinya sosok yang memiliki jejaring yang luas. Terutama yang memiliki jaringan kekuasaan di pusat. Sebab, nantinya sosok semacam itu akan banyak membantu Gorontalo terutama dalam hal politik anggaran.

Zudan Arif Fakrulloh sebelumnya diketahui sudah pernah mengisi posisi Pj Gubernur Gorontalo pada 2016 hingga 2017, tepatnya setelah Rusli Habibie menyelesaikan periode pertamanya sebagai gubernur.  (*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved